Andrea Hirata : Novelis Indonesia
Menuju Pentas Sastra Dunia
(Catatan
tentang Tetralogi Laskar Pelangi dan Dwilogi Padang Bulan. Wawancara dengan
Evelyn Lee dan Peter Sternagel.)
Sebelum
Andrea Hirata menerbitkan novel Laskar Pelangi (2006), sulit dibayangkan
sebelumnya , di Indonesia, jutaan orang akan membaca sebuah novel. Laskar Pelangi telah beredar jutaan copy dan seorang mahasiswa yang
melakukan penelitian untuk sebuah tesis memperkirakan tidak kurang dari 12 juta
copy novel itu telah beredar secara
tidak resmi (pirated copies). Ketika
novel tersebut diadaptasi menjadi film, jumlah audience juga memecahkan rekor dalam sejarah film Indonesia dan
telah mendapat sepuluh penghargaan internasional.
Laskar Pelangi
adalah novel pertama Tetralogi Laskar Pelangi, yaitu Laskar Pelangi, Sang Pemimpi, Edensor, dan Maryamah Karpov, Pada 23 Maret 2010 telah ditandatangani Publisher Agreement antara penerbit
Bentang Pustaka dengan Amer-Asia Books, Inc., Tucson, Arizona, USA. Peristiwa
ini tidak hanya penting bagi Andrea Hirata, tetapi juga tonggak bagi
perkembangan buku Indonesia. Karena barangkali ini untuk pertama kali penulis
Indonesia direpresentasikan oleh agen buku komersial internasional sehingga
karya Andrea Hirata dapat tersedia di luar Indonesia dan berkompetisi dalam
industri buku global. Agreement itu
sekaligus menempatkan Andrea Hirata di dalam peta novelis dunia. Penerbit
Yillin Press, China, dan penerbit Nha Nam Publishing and Cummunications,
Vietnam, akan mendistribusikan Laskar Pelangi dalam bahasa masing-masing,
segera disusul kerjasama dengan Uny Agency, sebuah literary agent terkemuka di
Jepang, dan penerbit-penerbit di Amerika, jerman, Perancis, Korea serta
beberapa negara Asia dan Eropa lainnya. Novel The Rainbow Troops (edisi internasional Laskar Pelangi) sendiri
mendapat sambutan hangat di berbagai festival di luar negeri (Fukuoka,
Vancouver, Singapura, dan wordstorm-Australia).
Diwawancarai
tentang alasan ketertarikan agen buku Internasional akan Tetralogi Laskar
Pelangi (The Rainbow Troops Quartet),
kapasitas tulisan Andrea Hirata, dan peluangnya untuk pembaca global, Evelyn
Lee, solicitor karya sastra
berpengalaman dari Amer-Asia Books menjawab :
I
am very very enthusiastic about representing Andrea's works. Of course, till
now, the only one of his books that we have read is The Rainbow Troops, but I
expect the following ones to be just as great. The reader can not help but feel
strongly about the characters, their struggles and hopes, and then particulary
foreign reades can get an understanding and feeling for the problems brought to
Indonesia by foreign countries. I do think however that there will be greater
reception of the books in some countries than in others. Also, right now, with
people in so many countries having their own problems such as loss of jobs
& money, we are finding that many readers just want "Thriller"
and police prosedurals perhaps just so they can forget their problems for a
little while. We have been in contact with a number of publisher in the US. &
it is apearing to us that we will probably make a sale to one of the so-called
"literary publisher" who are seeking books of true worth &
quality rather than the thrillers that
many big publishers concentrete on. We are, however convinced that there is
market here & also a much stronger market in many other countries,
particulary Europe. We have started marketing in Asua, but thint that we should
have sales in 20 countries where we do most of our work & that this should
lead to further sales. Having just started, we have already completed sales to
the large. Well known Yillin Press in China that's done many best-selling in
U.S. books & to Nha Nam in Vietnam.
Peter
Sternagel yang saat ini sedang menerjemahkan Laskar Pelangi ke dalam bahasa
Jerman berpendapat :
Up
to now from all the books Andrea wrote I only know the novel Laskar Pelangi,
which I happen to translate right now. I like this book very much, because of
the characters Andrea presents us in this text. In general Andrea's stories are
full of humor, he is great in describing different personalities, knows how to
create tension in his stories, he is an excellent observer of people,
environment and nature, anyway, he is a gifted storyteller, but exaggerate a
little bit, so one has to curb him. To be frank, literature from Indonesia---
and generally from South--- East---Asian countries--- is not so pupular in
Germany, would not attract so many readers. You will probably find the same
situasion in other European countries, maybe except the Nederlands. Of course I
hope with Andrea Hirata it will become different.
Tetralogi
Laskar Pelangi diterjemahkan ke dalam Bahasa Inggris oleh penerjemah Amerika:
Angie Kilbane dan John Colombo. Penerjemahan dilakuka sedemikian rupa sehingga
edisi bahasa Inggris ini dapat dibaca dengan mudah oleh pembaca di Indonesia,
terutama para siswa, untuk kajian ilmiah budaya, bahkan untuk referensu belajar
Bahasa Inggris. The rainbow Troops dan The
Dreamer (edisi internasional Sang Pemimpi) selan beredar di luar negeri,
saat ini telah beredar pula di Indonesia. Disusul oleh edisi internasional Edensor
dan Maryamah Karpov.
Novel-novel
Andrea Hirata setelah Tetralogi Laskar Pelangi adalah Dwilogi Padang Bulan,
yaitu dua karya Padang Bulan dan Cinta di Dalam Gelas, dengan urutan Padang
Bulan terlebih dahulu. Dwilogi itu meneguhkan Andrea Hirata sebagai culutural
novelist sekaligus periset sosiaal budaya. Watak manusia yang penuh kejutan,
sifat-sifat unik sebuah komunitas, parodi, dan cinta, ditulis dengan cara
membuka pintu-pintu baru bagi pembaca untuk melihat budaya, diri sendiri, dan
memahami cinta dengan cara yang tak biasa.
Keindahan
kisah, kedalaman intelektualitas, humor dan histeria kadang-kadang, serta
kehati-hatian sekaligus kesembronooan yang disengaja telah menjadi ciri
gayanya. Dia sesungguhnya tahu arti carpe
diem (Cinta di Dalam Gelas) dan
tahu bahwa Benjamin Franklin tidak pernah menjadi presiden Amrerika (Edensor). Ia pun dengan jeli menghindari
permintaan penjelasan dari para matematikawan atas teori lirikan matanya (Padang Bulan) dengan mengambangkan
kepastian panjang sebuah meja pingpong.
Ide
tulisan dengan hasrat bereksperimen yang kuat serta kemampuan menyeimbangkan
mutu dan penerimaan yang luas dari masyarakat adalah daya tarik sekaligus
misteri terbesar Andrea Hirata. Ia mampu
menjangkau semua kalangan. Laskar Pelangi dibaca anak berusia 7 tahun sampai
profesor Universitas berusia 70 tahun. Dinikmati penggila sastra sampai orang
yang sama sekali tidak pernah membaca novel. Karya-karyanya diwaacanakan di
Fakultas Sastra, dijadikan skripsi, Mas Kawin, bacaan wajib di sekolah dan
dibaca orang di dalam bus kota, sambil tertawa dan menangis, sendirian. Godaan
untuk membaca tulisannya telah berkembang menjadi sama besarnya dengan godaan
untuk mengetahui siapa novelis eksentri ini, sama pula besarnya dengan godaan
untuk membajak karya-karyanya.
Andrea
Hirata lulus cum laude dari program
post graduate di Sheffield Hallam University, United Kingdo, melalui beasiswa
Uni Eropa. Ia sempat menjalani riset di Groningen, Holland dan Sorbome, Paris.
Bidang yang ditekuninya adalah pengembangan model-model pricing, terutama untu teori ekonomi telekomunikasi. Sebuah bidang
yang sangat matematis. Ia pernah bekerja di sebuah institusi keuangan di London
dan di perusahaan negara telekomunikasi di Indonesia, tapi tidak mendapat
kebahagiaan di kedua tempat itu.
Tahun2010
Andrea mendapatkan writing scholarship
dari University of Lowa, USA. Beasiswa ini menjadi pengalaman pendidikan writing pertama bagi Andrea. Andrea termasuk
23 penulis di antara 90 penulis dunia yang dinominasikan untuk program beasiswa
itu untuk tahun2010.
Saat
ini Andrea lebih banyak tinggal di tempat kelahirannya di kota Belitong. Di pulau
itulah seluruh kisah Laskar Pelangi terjadi. Fim dan novel Laskar Pelangi yang
telah diapresiasi secara internasional telah mengenalkan pulau itu kepada dunia
dan membuatnya dijuluki Negeri Laskar
Pelangi. Di sana Andrea tinggal bersama orangtuanya, namun lebih banyak
melewatkan waktu di sebuah kabin di pinggir sungai, di tepi kampung, tanpa
jaringan telepon, tanpa internet dan tanpa listrik.
Setelah
menyelesaikan novel Padang Bulan dan Cinta di Dalam Gelas, Andrea berencana
memelihara beberapa ekor sapi dan berharap sapi-sapi itu akan menebitkan
keinginannya kembali untuk menulis novel. Kadang-kadang ia mengisi waktu dengan
sukarela mengajar matematika dan bahasa Inggris untuk anak-anak kecil, dan
sesekali keluar dari Pulau itu untuk menghadiri undangan festival buku dan film
di luar negeri. Ia juga sering mencoba suaranya sebagai tukang azan di Masjid.
Selain itu, dia banyak melamun saja. Tapi, dari kejauhan ia melihat-lihat jika
di kampung ada komedi putar. Naik komidi putar adalah hobinya dari dulu hingga
sekarang.
Chloe
Meslin
For
excentrique-About the World' writers
Diterjemahkan
oleh Paulina Tjai
Juni,
2010.
Note
: Tulisan ini diambil dari halaman kata pengantar dari Chloe Meslin di dalam
novel Cinta di Dalam Gelas, karya Andrea Hirata.
0 komentar:
Posting Komentar