KONTAK SAYA

Ketika Tahu Pemberangkatan TKI ke Luar Negeri Dihentikan

Sekarang ini Sosmed sedang ramai membicarakan kabar tentang niatan Pak Presiden menghentikan tenaga kerja ke Luar Negeri yang berstatus sebagai Pembantu Rumah Tangga (PRT). 

Kalau dilihat dari kalimatnya, berarti yang dihentikan adalah para TKI calon pembantu dan berarti akan tetap mengirimkan TKI untuk profesi lain, seperti pabrik, pelayaran, cleaning service dll.

Beberapa saat lalu juga beredar di sebuah media berita online Fanspage BTKI Hong Kong yang memberikan konfirmasi terkait isu dihentikannya pengiriman TKI ke Luar Negeri. Dalam berita tersebut diklarifikasi bahwa yang dimaksud pemberhentian  di sini adalah terhadap pekerjaan Pembantu Rumah Tangga, yang rumornya akan diganti nama. Jadi di dalam kontrak kerja hanya akan tertulis satu jenis pekerjaan, misal Take Care Of Children, Take Care Of Eldery, House Kepper.  Kalau memang begitu, mungkin akan jadi lebih baik, karena tugas kita sebagai TKI di bidang rumah tangga jadi lebih ringan :p. (Kalau beneran lho ya, eh semoga aja si beneran) 

Lagipula, meskipun kita dipekerjakan hanya untuk satu tugas dan membayar dengan jumlah gaji yang sama, para majikan belum masuk kategori rugi apabila tetap mengambil TKI untuk bekerja pada mereka.   

Sedikit yang saya tahu, beberapa penduduk lokal (Hong Kong) pun ada yang bekerja sebagai penjaga bayi (Khusus menjaga bayi saja) dengan jam kerja tidak lebih dari 8 jam dan mendapat bayaran di atas gaji domestic helper. 

Jadi ketika mereka bisa memperkajaan para TKI yang gaji lebih rendah, meski pekerjaan tidak lagi mencakup semua urusan rumah tangga dari dapur hingga kamar mandi, namun tetap bisa meminta pekerjanya menginap di rumah (Biar bisa bantu-bantu kalau ada keperluan mendadak, orang-orang Indonesia adalah orang-orang yang memegang azaz tolong menolong dan menjunjung perasaan "Rikuh Pekiwuh") jadi  seandainga kita kadi majikan, kira-kira mau milih memperkerjakan yang mana? Penduduk lokal apa non lokal?)  :p 

Namun seperti apa pun niat dan rencana Pak Presiden terhadap pengiriman TKI ke luar negeri, daripada kita menghabiskan waktu untuk berdebat, berkeluh kesah dan adu argument, lebih baik mulai sekarang siapkan ancang-ancang, bekali diri lebih baik lagi. 

Bukankan kita merantau ke negeri orang juga untuk tujuan pulang, dan bukan tidak untuk jadi TKI selamanya.

Pulang ke tanah air hanya masalah waktu, ingin cepat atau lambat, ingin sekarang atau nanti, ingin menunggu dipulangkan atau pulang sendiri.  Entah itu TKI ke luar negeri akan di-stop atau tidak, pada akhirnya kita-kita yang sedang ada di luar negeri juga memang harus pulang. 

Yang penting mumpung masih di sini, bekerja saja dengan baik. Pergunakan uang hasil kerja dengan hati-hati dan penuh kasih sayang. Karena uang yang kita dapatkan bukan hanya hasil jerih payah dan tetes keringat kita sendiri saja.

Melainkan pengorbanan akan tetes demi tetes air mata rindu yang mengalir dari orang-orang tersayang yang kita tinggalkan di tanah air di setiap doa mereka. 

Setiap sen yang kita dapatkan, sama halnya dengan tiap detik yang mereka korbankan untuk menerima keadaan dan kenyataan jauh dari kita, para orang tua dan anak-anak. Mereka harus menerima semua itu dengab lapang dada. Sama seperti halnya kita yang terpaksa membunuh rindu dengan kejam dan berlinang air mata demi satu kata "Masa Depan". 

Lama waktu yang kita habiskan di negara orang, sama lamanya dengan waktu dan kebersamaan yang sudah terampas dan mau tidak mau harus dikorbankan. 

Padahal waktu adalah harta termahal yang tidak akan kembali. Masa kecil anak-anak, kelucuan, kepolosan dari buah hati kita  yang tentu tidak mungkin kita temui lagi saat kita kembali nanti. Mereka sudah besar! Atau bahkan, mereka sudah merasa malu dan segan untuk merangkak-rangkak dan melipat kaki di pangkuan kita. Mereka sudah pandai berkata juga menyimpan rasa. Mereka bukan lagi balita yang sering tiba-tiba menggelayut di punggung kita.

Begitupun dengan waktu di mana seharusnya kita bisa duduk seraya memijit kaki orang tua, bercerita banyak hal tentang kehidupan. Semua yang terlewat itu sudah terlewat, tidak seperti kaset yang bisa kita playback.  Semua itu adalah pengorbanan dan bentuk Barter terbesar yang harus kita bayar dengan sejumlah uang yang kita ingin siapkan untuk masa depan. 

Berhentilah berkutat dengan kabar kabur, isa isu, kelah-keluh yang dibuat oleh orang-orang tidak bertanggung jawab dengan sumber yang tidak jelas dan hanya memperkeruh suasana. 


Mulailah menghitung dan memutar tombol Play pada sistem otak kota untuk bekerja mencari langkah-langkah yang akan kita tempuh selanjutnya. Berapa bulan yang tersisa dari kontrak yang saat ini kita jalani? Masih berapa lamakah kita akan di sini? Apa target yang ingin dicapai setelah bekerja di luar negeri? Sudah berapa persen kah target tersebut kita lengkapi? 

Pergunakan kesempatan yang ada sebaik mungkin. 
Dont waste our time, only for arguing something that we can not solve it alone 

:) :) :)

Share on Google Plus

About Unknown

0 komentar:

Posting Komentar